tabloidTEMPO.com – Puluhan mahasiswa dari Aspirasi Pelajar Mahasiswa Indonesia (APMI) menggelar aksi unjuk rasa di Batas Kota Gowa-Makassar sebagai bentuk representasi kekecewaan terkait adanya tindakan represif yang dilakukan oleh oknum Polrestabes Makassar kepada massa aksii pada tanggal 2 Mei 2024
“Penganiayaan berkedok pengamanan yang di lakukan oleh oknum Polrestabes Makassar sudah tidak bisa lagi di toleransi, Aksi yang berbuntut pengejaran, penangkapan, tindakan represif dan penculikan secara arogan sangat jelas melanggar Pasal 7 Huruf (a) dan (b) PERKAP 16 tahun 2006 tentang Pedoman Pengendalian Massa,. Ungkap Akbar Rasyid selaku Jendral Lapangan.
Lanjutnya, Akbar menegaskan dalam ketentuan pasal 11 Ayat 1 huruf (b), (d), (g) dan (j) PERKAP 8 Tahun 2009 tentang implementasi prinsip dan standarisasi HAM dalam penyelenggaraan tugas Kepolisian, mengafirmasi serta menegaskan dilarangnya tindakan kekerasan yang berlebihan apalagi tindakan fisik yang tidak berdasar hukum.
Sementara itu Aan Duhar selaku Ketua Umum Aspirasi Pelajar Mahasiswa Indonesia (APMI) mengatakan penegakan hukum harus seadil-adilnya, karena akibat tindakan premanisme yang dilakukan oleh oknum polisi polrestabes makassar mengakibatkan Kawan kami Akbar Rasyid selaku Sekretaris Umum Aspirasi Pelajar Mahasiswa Indonesia (APMI) mendapatkan luka robek di alis sebelah kanannya. Katanya
“Sehingga kami tekankan akan terus melakukan aksi unjuk rasa sampai oknum Polrestabes Makassar yang melakukan pemukulan tersebut ditindaki sesuai hukum yang berlaku. Tegas ketua APMI
“Bukan hanya itu, Polrestabes Makassar kami anggap telah melakukan penangkapan secara brutal sehingga salah satu pengendara motor yang bukan merupakan massa aksi juga mendapatkan perlakuan yang tidak wajar. Ungkapnya
(Fj)
