Gowa. tabloidTEMPO– Di tengah meningkatnya kesadaran akan pentingnya kepemimpinan perempuan, sosok Nur Hikmah S S.Ap hadir sebagai figur yang membawa harapan baru bagi masyarakat Desa Tassese, Kabupaten Gowa.
Dengan latar belakang pendidikan administrasi publik dan pengalaman aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, Nur Hikmah tampil sebagai representasi perempuan yang siap menyuarakan perubahan.
Kepemimpinan perempuan kini dipandang bukan sekadar tuntutan kesetaraan gender, tetapi kebutuhan nyata dalam pemerintahan modern. Perempuan dalam posisi strategis diyakini mampu melahirkan kebijakan yang lebih adil, inklusif, serta mempertimbangkan kepentingan seluruh lapisan masyarakat, khususnya kelompok yang selama ini kurang terwakili.
Hal inilah yang ingin diwujudkan oleh Nur Hikmah S S.Ap, yang maju dalam kontestasi Pilkades Desa Tassese. Kehadirannya bukan hanya sebagai simbol, tetapi sebagai sosok yang benar-benar memahami kebutuhan masyarakat desa—mulai dari pemberdayaan ekonomi keluarga, penguatan peran perempuan, hingga perbaikan layanan pemerintahan desa agar lebih transparan dan akuntabel.
“Perempuan memiliki potensi besar yang selama ini belum tergarap maksimal. Jika diberikan ruang, mereka dapat menjadi motor perubahan bagi pembangunan yang lebih merata,” ujar Nur Hikmah dengan penuh optimisme.
Dalam visinya, Nur Hikmah menekankan pentingnya membangun desa dengan pendekatan yang humanis, responsif, dan berbasis kebutuhan masyarakat. Ia berkomitmen menghadirkan program yang mendorong kemandirian perempuan, peningkatan kualitas pendidikan anak, serta penguatan ekonomi lokal melalui kolaborasi antara pemerintah desa dan warganya.
Masyarakat Tassese pun mulai memberikan perhatian lebih pada calon pemimpin perempuan ini. Banyak yang menilai bahwa kehadiran Nur Hikmah akan memberi warna baru dalam tata kelola pemerintahan desa. Sikapnya yang komunikatif, tegas, dan solutif menjadi alasan mengapa ia dinilai mampu membawa perubahan nyata.
Kepemimpinan perempuan seperti Nur Hikmah S S.Ap tidak hanya penting untuk kesetaraan, tetapi juga menjadi langkah strategis dalam pembangunan desa yang lebih inklusif. Jika terpilih, ia akan menjadi figur yang tidak hanya mewakili perempuan, tetapi seluruh masyarakat Desa Tassese yang mendambakan kemajuan dan keadilan.
(*)
